Mengibarkan Bendera Merah Putih di Puncak Gunung

Kalo kamu berbentuk manusia, hanya akan ada wajah sayu dan pandangan senja di matamu. Tidak akan terpancar wajah sangar seperti wajahku. Sebanyak apapun usiamu, semua orang di negeri ini akan tetap memuja dan menghormatimu. Untuk ke sekian kalinya, selamat hari merdeka…Indonesiaku.

Definisi merdeka salah satunya ialah terbebas dari kebodohan. Contoh kebodohan ialah dengan menanyakan ‘ini dimana qaqa’ pada kolom komentar foto ini. Mari mencerdaskan diri bersama2, wahai pemuda pemudi. Membantu mencerdaskan yang lain juga salah satu perbuatan mulia. Contohnya ialah dengan membantu menjawab atau menyadarkan komentator yang bertanya seperti tersebut di atas. Mari bersama menuju merdeka yang semakin berkualitas.

Menghabiskan hari kemerdekaan dengan mengibarkan bendera merah putih di puncak gunung menjadi pilihan saya tahun ini. Sudah bertahun – tahun mendaki gunung menjadi hobi saya dan tidak pernah tergantikan dengan yang lain. Perasaan mengibarkan bendera merah putih merayakan hari kemerdakaan tanah air tercinta rasanya sangat adem sekali di dalam hati.

Berbicara soal naik gunung, saya selalu sedih terkadang jika ada teman segerombolan laki – laki yang selalu berbincang tanpa dasar. Kenapa kebanyakan topik yang dibicarakan adalah hal yang tidak senonoh dan harus menjatuhkan harga diri dan martabat seseorang?

Kalian para lelaki, tau dimana saat seorang wanita terluka? Salah satu ketika adalah dimana kalian bergerombol membicarakan satu kaum hawa tentang tubuh ataupun segala tentangnya, menjadi bahan rebutan, bahan tertawaan, topik utama yang tiada habis, menggoda, merayu, melihat tidak henti. Kami ini (red.saya) ialah makhluk yg sangat lemah perasaan, bahkan hanya dengan lidah yg menghasilkan suara dan omongan tidak beradab seperti tersebut… Ternyata hijab saja belum cukup untuk membungkam mulut ‘kurang berpendidikan’ mereka. Sikap apa yang harus sebaiknya ditunjukkan? Marah? Nangis? Ngadu? Atau…diam? atau memang ini sudah takdir kami wanita di seperti ini kan? Sejujurnya, lebih baik disuruh manjat gunung daripada dilecehkan dengan perkataan mulut kotor kamu, kalian, mereka, siapapun yang merasa. (yaiyalah ora diprentah be manjat). Saya ini orangnya pemaaf kok, barangkali.